Tuesday, June 21, 2011

Andai Jake Sully ada di Poboya


*Wilianita Selviana

Hampir semua kini sedang membicarakan Poboya, dari komunitas warung kopi, akademisi perguruan tinggi hingga kantor-kantor pemerintahan lokal juga nasional.  Kelurahan yang memiliki potensi emas sekitar 2 juta ons dan berlokasi hanya sekitar 7km dari Kota Palu ibukota Sulawesi Tengah ini memang sedang menjadi buah bibir dimana-mana. Emas Poboya yang telah dikapling oleh PT. Citra Palu Minerals (CPM) kurang lebih sepuluh tahun belakangan kini menjadi rebutan dengan usaha tambang skala kecil.

Sekilas dibandingkan dengan film Avatar, Poboya ibarat hutan pandora. Sebuah hutan nan subur yang penuh dengan berbagai macam makhluk hidup, dan juga merupakan rumah bagi bangsa Na’vi, mahluk yang mirip manusia dengan kehidupan primitif serta memiliki kemampuan seperti manusia hanya saja mereka bertubuh besar, berwarna biru dan memiliki ekor.
Sebuah Pandora di Poboya
Pandora dalam film avatar juga tak jauh beda dengan kawasan hutan yang ada di Poboya. Kawasan hutan yang juga disebut Tahura (Taman Hutan Raya) ini adalah daerah tangkapan air bagi warga Poboya dan Kota Palu. Selama bertahun-tahun, kawasan ini menjadi penyuplai air terbesar bagi Kota Palu.

Karena suplai air pula, warga Poboya menjadi petani bawang dan jagung. Potensi ini yang mendorong Pemerintah Kota Palu pada tahun 2009 kawasan ini direncanakan sebagai kawasan agro wisata yaitu model pengembangan wisata berbasis masyarakat. Kini rencana itu tinggal rencana, Poboya sebagai penghasil bawang dan jagung sudah tak ada lagi. Sebagian Petani bawang beralih profesi menjadi penambang emas. 
  
Agak berbeda dengan bangsa Na’vi, mereka sekalipun dianggap primitif tetap bertahan dengan kearifan lokal yang mereka miliki. Mereka bersedia mati demi menjaga Pandora tidak dirusak oleh siapapun. Mereka sangat meyakini jika keseimbangan alam diganggu maka bencana akan mengamuk. Ketika manusia mencoba memasuki Pandora untuk meneliti kandungan mineral yang ada disana, suku Na’vi memerintahkan para prajuritnya untuk melindungi negerinya dari ancaman.

Lalu datanglah seorang Jake Sully yang mendapat tugas untuk mempelajari kehidupan bangsa Na'vi. Saat mempelajari kehidupan bangsa Na'vi, Jake menemukan berbagai macam hal yang menakjubkan baik dari kebudayaan bangsa Na'vi itu sendiri maupun dari keindahan hutan Pandora. Jake lalu menjadi pahlawan bagi suku Na’vi karena berhasil menyelamatkan Pandora dari pengrusakan yang akan dilakukan oleh manusia yang ingin menambang mineral di sana.

Tak Ada Jake Sully di Poboya
Kondisi Poboya saat ini jauh dari pemandangan asri, sejuk dan indah seperti lima tahun lalu. Poboya kini penuh debu, bising dan ramai lalu lalang kendaraan serta penuh dengan orang-orang yang mengadu nasib di tambang emas. Sebuah media cetak menulis gambaran Poboya yang makin memprihatinkan,  dengan kalimat miris : pegunungan yang dulu hijau kini ‘telanjang’.

Sayangnya tak ada Jake Sully di Poboya. Semua orang sibuk memikirkan perutnya masing-masing. tak ada pula yang peduli masa depan generasi datang akan seperti apa jika sumber-sumber kehidupannya dirusak dan dirampas saat ini.  
Sempat ada yang bersuara dari DPRD Kota Palu, yang meminta ketegasan pemerintah karena situasi Poboya mengancam kehidupan warga Kota Palu. Apalagi sejak dikeluarkan Peraturan Wali Kota Nomor 6 Tahun 2010 tentang pertambangan, Februari 2010 lalu, penggunaan sianida makin marak. Peraturan tentang tidak dibolehkannya aktivitas di sekitar permukiman dan bantaran sungai, termasuk penggunaan sianida, tidak diindahkan kata si Ibu Anggota DPR. Namun lama-kelamaan suara inipun samar-samar lalu hilang entah kemana.

Dulu juga pernah ada seorang pemimpin yang dengan lantang mengatakan : "Saya tidak pernah setuju dengan rencana penambangan emas itu di Poboya, sebab dampak lingkungannya sangat besar untuk dipikul warga Kota Palu,"tegas sang pemimpin, "Penolakan ini juga bukan menghambat pembangunan ekonomi, tetapi semata-mata untuk kebaikan anak cucu kita di masa mendatang," Lanjut Sang Pemimpin menambahkan. Kini sang pemimpin diam seribu bahasa, beliau tak mau lagi bersuara lantang mengulang pernyataannya beberapa tahun lalu, entah karena tak lagi menjadi pemimpin atau khawatir masa tuanya terancam yang jelas beliau sudah ‘no comment’ tentang Poboya.

Cepat atau lambat Pandora di Poboya pasti menemui ajalnya, andaipun ada Jake Sully di Poboya jika Warga Poboya dan sekitarnya sudah tak lagi menjaga Pandoranya seperti dulu maka sia-sia. Tinggal menunggu waktu saja Pandora di Poboya tinggal cerita. ***

*Penulis adalah seorang ibu yang resah akan masa depan buah hatinya juga sebagai warga kota Palu yang peduli akan nasib 300 ribu lebih penduduk Kota Palu yang terancam keselamatannya.





x

No comments: